Yazid, Anggina Rafitri, dan Aysa Aurealya Maharani, tiga siswa SMAN 2 Palangkaraya yang berhasil membuat obat penyembuh kanker dari bahan dasar akar bajakah, di Kemendikbud, Jakarta Pusat, Sabtu (17/8/2019). (Tribunnews.com/Apfia Tioconny Billy)
Demikian juga di toko ramuan tradisional Dayak di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur.
Muhammad Rusdi, penjaga Toko Permata Martapura di Jalan Ahmad Yani, mengaku setiap hari ada puluhan orang datang untuk membeli akar bajakah.
"Kami memang menjual campuran akar obat tradisional Dayak, yang di dalamnya juga ada akar bajakah. Tetapi selama ini tidak begitu banyak dibeli,” kata Rusdi.
Oleh karena tidak banyak persediaan, Rusdi pun meminta pengunjung bersabar menunggu barang yang masih dipesan.
“Besok datang sore," ujarnya kepada seorang pengunjung.
Demikian juga dengan Toko Albanjari yang berada di Kompleks Pertokoan Berdikari.
Toko ini juga harus melakukan pemesanan karena banyaknya calon pembeli.
Jangan Sembarangan Mengonsumsi
Abdul Karim, pegawai Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalteng yang biasa masuk hutan, mengimbau warga agar tidak sembarangan mengonsumsi akar tersebut.
Akar bajakah ada ratusan jenis.
"Ada jenis akar bajakah yang beracun. Ini yang harus diketahui oleh pencari akar bajakah untuk obat," ujarnya.
Dosen Program Studi Biologi FMIPA ULM Witiyasti Imaningsih menyatakan terlalu dini mengatakan akar bajakah bisa jadi obat kanker.
"Langkah pengujian yang dilakukan belum selengkap uji obat kanker. Baru uji in vitro. Hanya mendeteksi senyawa kimia dan kandungan antioksidannya," kata dia, Kamis (15/8).
Apalagi jenis akar bajakahnya banyak.
“Perbedaan varietas juga berpengaruh terhadap khasiatnya. Sangat mungkin kandungan fitokimianya berbeda juga,"
Dia memperkirakan fenomena akar bajakah bisa seperti mengkudu dan bawang Dayak.
Mengutip akun Facebook David Su, Tribunkalteng.com mendapat informasi bahwa bajakah sebenarnya spesies tumbuhan pembelit-pemanjat yang tumbuh di hutan Kalimantan.
"Pemanfaatan bajakah untuk obat kanker sudah dilakukan oleh masyarakat Dayak Ngaju sejak ratusan tahun silam," kata warga Dayak Maanyan yang juga Widyaiswara Ahli Muda Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ini.
Selain it ada bajakah yang bersifat racun yang digunakan sebagai tuwe atau tuba untuk membuat ikan lemas.
“Ada juga bajakah yang bila dipukul mengeluarkan berbusa dan bisa digunakan sebagai sampo guna mencegah kerontokan rambut,” kata warga asal Kabupaten Barito Timur, yang tengah kuliah S3 Ilmu Lingkungan di Universitas Gajah Mada (UGM) ini.
https://www.tribunnews.com/kesehatan/2019/08/19/kini-ngehit-dan-dijual-jutaan-rupiah-dulu-harganya-rp10-ribu-bajakah-tak-laku.
Editor: Anita K Wardhani
Bagi pemesan dan Testimoni di bawah ini :
Kalau ada teman atau kenalan mengidap kanker bisa beli Bajakah lewat saya. Sebaiknya sebelum kemoterapi atau radiotherapi karena ternyata efek dari kedua cara tersebut sangat berbahaya, biarpun menybuhkan sementara suatu saat efeknya bisa muncul lagi.
Bajakah bisa meyembuhkan tanpa efek apapun sehingga sembuh total seperti tidak pernah sakit. Harga memang mahal karena langka dan rawan pamalsuan, tapi jika benar tidak mampu nanti saya suruh minta rekomendasi dari Bandung Cancer Sociaty untuk meneliti bahwa ia benar tidak mampu membeli.
5 jt/paket jika cocok satu paket sudah hampir sembuh.
Sudah dicacah tinggal rebus pakai panci bercat.
Seharusnya bikin seperti serbuk teh tapi karena tidak ada alat hanya dipotong saja sehingga bisa sampai 3 x merebus masing masing satu gelas. Kalau airnya tdk sepwrti teh lagi berarti sudah habis kandungannya.
No comments:
Post a Comment